Ojo rumangsa bisa, bisaa rumangsa.


We are RPM 9. 100% Indonesian and proud of it.
Hanacaraka diambil dari legenda asal muasal aksara jawa yang mempunyai arti 'Ada Utusan.' Kami ingin halaman ini dapat menjadi utusan dari Indonesia untuk menyampaikan nilai-nilai budaya ke mata dunia.
Selamat Membaca :)
-RPM 9
contact us:
deta valen santa
Pantai Padang Bai, Bali.

Lihat dalam :
Bahasa Inggris (English)

Archives:
Mei 2011

Tari Reog Ponorogo

Anteladan Deta Valen Santa

Template by Elle @ satellit-e.bs.com
Editted by RPM9
Banners: reviviscent
Others: (1 | 2)



Tarian Indonesia
Rabu, 25 Mei 2011 || 10.22
Tari Reog
Tari Serimpi
Tari Pendhet
Tari Selamat Datang
Tari Saman


Label: ,


Wake Up! Corner
|| 10.15
"If you wanna change the world, start within yourself first, don't just say it. By making action, you're making revolution." -RPM9 

Wiwitan, Sekedar Nostalgia?
|| 09.56


Kalian tahu wiwitan? Kalau kalian tinggal di desa, yang masih banyak sawahnya, mungkin kalian tahu apa itu wiwitan. Tapi kalau kalian hidup di tengah kota besar, kemungkinan besar kalian nggak tahu. Wiwitan itu salah satu wujud penghormatan terhadap Dewi Sri, dewi kesuburan.

Ceritanya Dewi Sri begini: waktu itu di kahyangan, sedang diadakan pembangunan gedung DPR. Becanda, bukan gedung DPR, tapi istana. Tiap penghuni kahyangan diwajibkan membantu jadi kuli bangunan. Tapi Antaboga, sang dewa ular, nggak bisa ikut membantu. Nggak ada tangan, nggak ada kaki, mana bisa bantu? Lalu atas saran Batara Narada, Anta mempersembahkan tiga telur mustika yang keluar dari matanya. Tapi karena diganggu oleh gagak, dua telur pecah. Tinggal satu, dan akhirnya dirawat Batara Guru sampai menetas. Tapi ternyata yang keluar adalah seorang bayi perempuan. Bayi itu dinamai Nyi Pohaci Sri. 

Dewi Sri ini berubah menjadi gadis yang cantik.Saking cantiknya, Batara Guru yang adalah ayah angkatnya naksir sendiri. Untuk menghindar konflik di kahyangan, Dewi Sri dibunuh. Tapi karena kesuciannya, makam Dewi Sri ditumbuhi berbagai macam tanaman hijau.

Baru tahu, kan? Nah, wiwitan itu upacara makan bersama di tengah sawah sebelum masa tanam, biasanya dilakukan oleh petani tradisional.
Baca selengkapnya »

Label: ,


PODJOK
|| 09.45


PODJOK atau Paguyuban Onthel Djogjakarta terdiri dari sederek-sederek yang punya sepeda, suka naik sepeda dan cinta dengan sepeda. Sepeda yang diutamakan Kerabat Podjok adalah sepeda onthel lawasan yang cenderung orisinil.
Podjok yang didirikan oleh tiga orang muda kreatif yakni Towil, Ananta dan Bagus pada hari Minggu Kliwon, 19 November 2006 ini, merupakan bentuk jawaban atas kegelisahan ketiganya terhadap nasib sepeda-sepeda onthel yang semakin terpinggirkan karena perubahan jaman. Sepeda onthel sebagai benda multiguna bersejarah perlu untuk dirawat dan dilestarikan untuk merespon beberapa tantangan jaman sekarang yakni global warming, krisis energi, krisis kesehatan masyarakat, krisis patriotisme, dan krisis budaya.
Podjok yang berawal dari 3 anggota, sekarang telah memiliki anggota kurang lebih 450 kerabat yang tersebar di seluruh kawasan DI Yogyakarta. Kerabat Podjok melakukan proses cipta, rasa dan karya dalam berbagai kegiatan berdasarkan 5 domain idealisme yakni:
  1. Pembangunan kesehatan jasmani dan rohani
  2. Pembakaran semangat patriotisme
  3. Pencegahan global warming
  4. Pelestarian budaya
  5. Pengembangan pariwisata lokal
Baca selengkapnya »

Malioboro dalam Sehari
|| 09.21
Saya cinta ketenangan Malioboro di waktu pagi. Masih mengingat bagaimana dulu saya kerap berjalan kaki menyusuri Malioboro sewaktu para pedagan kaki lima masih sibuk menata barang dagangan mereka. Dan saya selalu mengingat suasananya. Bau debu dari kibasan batik-batik yang dijejerkan sekenanya di atas gerobak-gerobak hijau muda. Atau bau bakso yang menguar harum dari gerobak yang berjejer di depan wc umum kotor yang becek. Saya waktu kecil, selalu mengabaikannya. Selalu menutup hidung rapat-rapat tiap kali melihat pedagang mengibaskan baju-baju terusan batik dagangannya sambil menawarkan pada orang-orang yg berlalu lalang.

Lalu saya mulai tumbuh besar. 
Mulai bisa berpikir secara lebih rasional dan setingkat lebih kompleks daripada sebelumnya. Tanpa saya sadari, ketika saya sudah mulai berhenti menemani Ibu saya menyusuri Malioboro hingga Pasar Beringharjo, saya rindu. Akan suasana damai sekaligus ramai di antara para pedagang yang berjejer dengan tidak teratur. Akan tatapan curiga saya pada tiap orang yang berlalu lalang dengan gerik yang mencurigakan.

Baca selengkapnya »

Mencintai Indonesia
|| 08.51
Nggak terlalu susah buat ngomong kalimat itu kayaknya. Tapi disaat sekarang ada begitu banyak pengaruh dari luar mempengaruhi pola pikir kita, secara nggak langsung kita perlahan-lahan mulai berhenti mencintai Indonesia. Ambil contoh kongkritnya, yang paling klise sekaligus paling nyata rakyat Indonesia jaman sekarang lebih suka memakai barang produksi luar negri, entah negara manapun. Rasanya aneh ketika mereka berdalih bahwa barang produksi luar jauh lebih bagus kualitasnya dibanding barang produksi Indonesia.

Siapa bilang?

Ini pertanyaan yang klise. Dan di sini kita juga akan menjelaskannya dengan klise. Barang produksi Indonesia memang tidak kalah bagusnya dengan barang produksi luar. Hanya saja, ketika arus globalisasi sudah mulai masuk, pengrajin kita kehilangan pamornya secara berangsur-angsur.
Siapa yang pernah tahu bahwa barang produksi Indonesia, produksi pengrajin negara kita sendiri, mengimpor barangnya ke luar negri untuk kemudian diberi label dan diimpor lagi masuk ke Indonesia. Siapa yang pernah tahu bahwa sebenarnya ada banyak produk buatan Indonesia diekspor keluar negeri dan dihargai dalam harga yang tinggi?

Sekali lagi ini nasihat yang kami coba ucapkan dengan klise bahwa mencintai produk Indonesia jauh lebih baik daripada mencintai produk luar. Bahwa sebagai rakyat Indonesia, kita harus dengan bijak mampu menyikapi arus globalisasi yang kian lama kian menggerus identitas asli bangsa.

Mari belajar mencintai Indonesia :)

Label: ,


Yogyakarta in A Point of View
|| 08.22
Yogyakarta disebut juga sebagai pusat budaya. Kota ini sedikit banyak menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia belum sepenuhnya dikuasai oleh kekuasaan globalisasi. Perpaduan antara budaya dan globalisasi yang sama-sama kuat sangat menonjol di Kota Pelajar ini. Jogja jogja tetap istimewa, istimewa negerinya istimewa orangnya
Tugu Yogyakarta

Pernah membayangkan, berada di suatu titik pusat lalu lalang kendaraan dan berada di depan sebuah bangunan bersejarah sekaligus? Dan di sini-lah kita akan dapat merasakannya tanpa harus mereka-reka akan jadi seperti apa rasanya. Dengar dan rasakan bagaimana tugu tua ini berusaha menyapa kita; Selamat Datang di Yogyakarta.
Baca selengkapnya »

Label: ,